PKS NEWS UPDATE:
« »

Selasa, 17 April 2012

J Kristiadi: "Saya belum pernah menyaksikan pengaderan partai yang memuaskan, kecuali di PKS"

Bincang-bincang Joseph Kristiadi:
"Rakyat Harus Memproduksi Pemimpin"

SAAT ini muncul penilaian, kepemimpinan nasional tersandera banyak kekuatan sarat kepentingan sehingga pemerintahan tak berjalan efektif. Semua diselesaikan dengan cara “dagang sapi”. Keadaan itu justru terjadi pada era demokratis. Untuk menguak permasalahan itu, berikut bincang-bincang Rakyat Medeka dengan Dr Joseph Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies (SCIS) Jakarta.

Mengapa itu terjadi? 

Proses demokrasi masih berjalan. Namun kebelumsuksesan demokrasi, dalam arti sukses menyentuh esensi, jangan membuat kita berpikir ke belakang dengan menyatakan, mengapa tak dikembalikan ke zaman dulu ketika negara punya power luar biasa untuk mengatur rakyat.

Semua berjalan efektif, situasi stabil. Kita jangan pernah lupa pada era lalu terjadi kekuasaan yang memonopli segala, termasuk monopoli kebenaran, tak boleh ada perbedaan dan kritik. Semua yang berani berbeda dan mengkritik dianggap kriminal, dicap subversif. Kita sudahi saja masa itu, jangan kita ulang atau bangkitkan lagi.

Novelis terkenal asal Ceko, Milan Kundera, mengatakan, “The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting, perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa.“ Jangan kita lupakan masa lalu yang kelam itu.

Mengapa pemimpin saat ini tak begitu powerfull, ya demokrasi sebenarnya memang membatasi pemimpin agar tak absolut. Jadi pemimpin era ini tak bisa disamakan lagi dengan era sebelumnya. Selain itu, kita kini juga mengalami perubahan budaya.

Perubahan budaya seperti apa?

Dalam budaya kita, termasuk budaya Jawa, pemimpin ibaratnya mendapat wahyu Tuhan untuk memimpin. Tanpa wahyu sehebat apa pun, dia tidak bisa berkuasa. Wahyu juga bisa diartikan garis keturunan. Tanpa garis keturunan raja atau pemimpin, seseorang tak bisa jadi pemimpin. Jadi muncul mitos-mitos pada diri pemimpin.

Saat ini mitos-mitos itu sirna, tak ada lagi mitos ratu adil dan sebagainya. Karena masyarakat menilai pemimpin adalah orang biasa yang terpilih berdasar mood masyarakat saat pemilu untuk menjawab kebutuhan, keinginan saat itu. Mood masyarakat bisa dibentuk elite politik dengan pencitraan, dengan perjuangan keras, juga karya nyata.

Ada yang berkemampuan biasabiasa saja, tapi mood masyarakat bisa mengarah ke dia. Jadi sak-mood-e bae. Tertarik pengusaha sukses, ya milih pengusaha sebagai pemimpin. Tertarik birokrat, ya milih birokrat. Tertarik artis, ya milih artis. Tokoh muda, ya milihlah dia. Juga tak ada yang melarang mencalonkan tokoh yang tak berpengalaman politik sedikit pun.

Itu kan perubahan budaya yang sangat signifikan. Memang ada yang saat menjabat menunjukkan kualitas, namun kita tahu banyak yang korup dan mismanajemen. Namun apa pun moodrakyat saat itu, mereka pasti punya standar minimal.

Apa standar minimalnya?

Pemimpin itu harus punya pandangan tegas dan jelas, mau membawa bangsa ini ke mana. Kalau itu tak punya, pasti serba-abu-abu. Kalau itu jelas, dia dapat merumuskan tahapan untuk mencapai. Dia boleh berasal dari birokrat, purnawirawan TNI, pengusaha, artis. Tapi semua harus punya standar minimal itu.

Di sinilah perlu kontrol terhadap pemimpin. Itulah kaitan antara masyarakat yang memilih pemimpin dan masyarakat harus memberikan masukan, kritik sebagai kontrol. Bila sistem tidak demokratis, ya mekanisme kontrol tidak berjalan. Mengkritik bisa langsung dipidana. Kebenaran hanya milik pemerintah.

Namun bila sistem demokratis pun apa artinya bila kritik tidak ditanggapi. Kritik, saran, dan masukan rakyat tak membuat dia berubah ke arah lebih baik. Jadi yang perlu kita lakukan bersama adalah membuat sistem yang menjadikan pemimpin bisa membawa rakyat ke arah lebih baik.

Seperti apa sistem itu?

Sistem itu harus bisa memberikan hak kepada rakyat melalui diri sendiri atau wakilnya di parlemen untuk memberi tahu sampai mengkritik pemimpin. Tentu itu juga tergantung pada budaya negara masing-masing. Kalau rakyat sudah memberi tahu, memberi saran, masukan, sampai kritik tidak mempan, ya kita sabar sampai pemilihan berikutnya kita hukum dengan tak memilih pemimpin dan partai pendukungnya. Lalu, kita ganti orang lain sambil berharap yang baru lebih baik. Sistem itu juga menjunjung supremasi hukum. Jadi bila pemimpin melanggar hukum, dia tak berada lebih tinggi daripada hukum sehingga dengan kekuatan politiknya menindas hukum.

Yang harus ada dalam sistem itu adalah memberikan kesempatan pada rakyat untuk memproduksi pemimpin. Rakyat harus memproduksi pemimpin melalui berbagai cara, antara lain melalui partai. Partai harus menjadi institusi yang memberikan pendidikan politik bagi rakyat dan bagi kader.

Bagaimana pendidikan politik partai saat ini? Berhasilkah mendidik dan mengader? 

Saya belum pernah menyaksikan pengaderan partai yang memuaskan, kecuali di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Itu mungkin subyektif, tetapi memang seperti itu. Partai-partai saat ini tak begitu serius merekrut dan menyeleksi anak muda yang berminat berpolitik. Akibatnya, saat hendak pemilu mau mencalonbkan siapa masih bingung. Akhirnya merekrut tokoh dari luar yang punya karisma, daya jual tinggi, punya dana, demi mendapat suara.

Saya melihat PKS merekrut orang muda dan mengader dengan baik sehingga punya value, mendalami betul ideologi dan cita-cita partai dan siap memperjuangkan cita-cita itu karena begitu yakin. Cita-cita partai umumnya, bagaimana rakyat makin sejahtera, makin tak terbebani pungutan resmi dan liar yang memberatkan, bagaimana peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan di negeri ini, juga swasembada pangan.

Dalam pengaderan itu bukan hanya dikuliahi, diceramahi, serta beraktivitas sosial di masyarakat. Itu hal sekunder. Hal primer adalah bagaimana para kader mempunyai kesadaran tinggi bahwa mereka calon pemimpin yang akan mendapat amanah besar, yaitu negara dan bangsa ini. Mampulah berbuat terbaik bagi bangsa ini. Mari tingkatkan kemampuan, mengader diri.

Itu harus ditanamkan secara serius. Juga ada seleksi khusus untuk menyaring orang-orang berkualitas. Memang itu kerja keras. Bukan kerja instan. Tak hanya partai, organisasi kemasyarakatan juga bisa melakukan. Tapi partai memang perlu melakukan karena jadi pemasok atau penentu orang yang diarahkan ke parlemen, kabinet, serta pemerintahan.

Saat ini pengaderan hanya formalitas; kegiatan selesai, ya selesailah. Juga sekarang makin sedikit orang partai yang rela mati mengurus, mengader, menghidupkan partai. Kini bahkan menjadikan partai batu loncatan. Setelah itu, partai kapiran ditinggalkan.

Bagaimana dengan penilaian, saat ini kita miskin sikap kenegarawanan?

Orang muda yang saat ini di tampuk kepimpinanan sepertinya sudah terlalu jauh dari sejarah para negarawan. Kita sudah jauh dari sejarah Natsir, sejarah IJ Kasimo, dan founding fathers. Mereka saat sidang berdebat dengan gigih berdasar ideologi masing-masing, tetapi tetap menjalin hubungan harmonis, penuh nurani, kaya spiritual sebagai sesama manusia. Bisa berangkulan dan pulang bareng.

Sejarah tak pernah mengajarkan betapa penting nilai-nilai seperti itu dengan benar. Sejarah diubah untuk menonjolkan pihak tertentu dan seakan menenggelamkan nilai-nilai para negarawan pada masa lalu. Pemaknaan terhadap sejarah sangat dangkal.

Hingga kini yang muncul adalah pokoknya bisa memenuhi hasrat berkuasa, merebut kekuasaan, dengan segala cara, dengan dagang sapi, politik uang, dan melupakan perjuangan untuk kepentingan rakyat. Dengan kekuasaan bisa dengan mudah mencuri uang negara, dengan kekuasaan bisa menyandera hukum, sehingga banyak orang bermasalah dengan hukum, ingin menyelamatkan diri dengan masuk partai. Masuk partai ya dengan transaksi. Jadi ya tidak keruan seperti ini.

Itu semua rangkaian proses yang mendangkalkan demokrasi kita. Jadi bukan demokrasi sebenarnya, melainkan tak lebih transaksi para elite yang ingin mengeruk keuntungan dengan berkuasa. Ibaratnya jadi dangkal seperti pasar. Celakanya, kemerosotan sikap kenegarawanan, kejujuran, etos kerja yang sangat memalukan juga terjadi pada kehidupan riil di masyarakat. []


*sumber SUARA MERDEKA (15/4/2012) hal. 2



___________ *posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Rabu, 11 April 2012

30.000 kader PKS DKI Jakarta Ketok Pintu Sejuta Rumah di Jakarta



SEBANYAK 30.000 kader PKS DKI Jakarta dikerahkan untuk mensukseskan program Ketok Pintu Sejuta Rumah di Jakarta. Program ini bertujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat tentang berbagai permasalahan yang terjadi di Jakarta.

“Kami mengerahkan seluruh kader dan relawan untuk mendengar aspirasi warga Jakarta sebagai masukan bagi pasangan cagub dan cawagub Hidayat-Didik dalam membangun Jakarta,” ujar Ketua DPW PKS Jakarta, Selamat Nurdin.

Kata Bang Didin, panggilan akrab Selamat Nurdin, PKS DKI Jakarta ingin mengikutsertakan warga dalam membangun Jakarta, karena permasalahan Jakarta adalah permasalahan bersama yang penyelesaiannya juga harus ditanggulangi secara bersama.

Hasilnya dari Ketok Pintu Sejuta Rumah, disebutkan Bang Didin, sebagian besar warga mengeluhkan kemacetan, banjir dan sulitnya mencari lapangan kerja adalah permasalahan kronis yang harus segera dicari solusinya. Permasalahan lainnya adalah semakin melambungnya biaya pendidikan dan rumah sakit, sehingga tidak terjangkau oleh rakyat kecil.

Program ini sekaligus sebagai sarana untuk menyosialisasikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid dan Didik J. Rachbini. (pes/rul)


*http://pks.or.id/content/30-ribu-kader-pks-ketok-pintu-sejuta-rumah

Kamis, 22 Maret 2012

Kenangan : AIR MATA SAYA MENETES DI RUMAH DR HIDAYAT NURWAHID




Bismilaahhir Rahmaanir Rahiim,

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk ikut dalam acara buka bersama dengan Ketua MPR-RI, DR Muhammad Hidayat Nurwahid, MA di rumah dinasnya, kompleks Widya Chandra dengan beberapa ikhwah. Ketika saya masuk ke rumah dinas beliau tsb, maka dalam hati saya bergumam sendiri: Alangkah sederhananya isi rumah ini.

Saya melihat lagi dengan teliti, meja, kursi2, asesori yg ada, hiasan di dinding. SubhanaLLAH, lebih sederhana dari rumah seorang camat sekalipun. Ketika saya masuk ke rumah tsb saya memandang ke sekeliling, kebetulan ada disana Ketua DPR Agung Laksono, Wk Ketua MPR A.M Fatwa, Menteri Agama, dan sejumlah Menteri dari PKS (Mentan & Menpera) serta anggota DPR-RI, serta pejabat-pejabat lainnya.

Lagi-lagi saya bergumam: Alangkah sederhananya pakaian beliau, tidak ada gelang dan cincin (seperti yang dipakai teman-teman pejabat yangg lain disana). Ternyata beliau masih ustadz Hidayat yg saya kenal dulu, yang membimbing tesis S2 saya dengan judul: Islam & Perubahan Sosial (kasus di Pesantren PERSIS Tarogong Garut). Terkenang kembali saat-saat masa bimbingan penulisan tesis tersebut, dimana saya pernah diminta datang malam hari setelah seharian aktifitas penuh beliau sebagai Presiden PKS, dan saya 10 orang tamu yang menunggu ingin bertemu.

Saya kebagian yg terakhir, ditengah segala kelelahannya beliau masih menyapa saya dengan senyum : MAA MAADZA MASAA’ILU YA NABIIL? Lalu saya pandang kembali wajah beliau, kelihatan rambut yang makin memutih, beliau bolak-balik menerima tamu, saat berbuka beliau hanya sempat sebentar makan kurma dan air, karena setelah beliau memimpin shalat magrib terus banyak tokoh yg berdatangan, ba’da isya & tarawih kami semua menyantap makanan, tapi beliau menerima antrian wartawan dalam & luar negeri yang ingin wawancara.

Tidak terasa airmata ana menetes, alangkah jauhnya ya ALLAH jihad ana dibandingkan dengan beliau, saya masih punya kesempatan bercanda dengan keluarga, membaca kitab dsb, sementara beliau benar-benar sudah kehilangan privasi sebagai pejabat publik, sementara beliaupun lebih berat ujian kesabarannya untuk terus konsisten dalam kebenaran dan membela rakyat. Tidaklah yang disebut istiqamah itu orang yang bisa istiqamah dalam keadaan di tengah-tengah berbagai kitab Fiqh dan Hadits seperti ana yang lemah ini.

Adapun yang disebut istiqamah adalah orang yg mampu tetap konsisten di tengah berbagai kemewahan, kesenangan, keburukan, suap-menyuap dan lingkungan yang amat jahat dan menipu. Ketika keluar dari rumah beliau saya melihat beberapa rumah diseberang yang mewah bagaikan hotel dengan asesori lampu-lampu jalan yg mahal dan beberapa buah mobil mewah, lalu ana bertanya pada supir DR Hidayat : Rumah siapa saja yg diseberang itu? Maka jawabnya : Oh, itu rumah pak Fulan dan pak Fulan Menteri dari beberapa partai besar. Dalam hati saya berkata: AlhamduliLLAH bukan menteri PKS. Saat pulang saya menyempatkan bertanya pada ustadz Hidayat: Ustadz, apakah nomor HP antum masih yang dulu?

Jawab beliau: Benar ya akhi, masih yg dulu, tafadhal antum SMS saja ke ana, cuma afwan kalo jawabannya bisa beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, maklum SMS yang masuk tiap hari ratusan ke saya. Kembali airmata saya menetes. alangkah beratnya cobaan beliau & khidmah beliau untuk ummat ini, benarlah nabi SAW yang bersabda bahwa orang pertama yang dinaungi oleh ALLAH SWT di Hari Kiamat nanti adalah Pemimpin yang Adil. Sambil berjalan pulang saya berdoa : Ya ALLAH, semoga beliau dijadikan pemimpin yang adil dan dipanjangkan umur serta diberikan kemudahan dalam memimpin negara ini. Aaamiin ya RABB.

Penulis: Ust Nabil Almusawa

PKS Pilih Didik J Rachbini karena Ahli Ekonomi



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga nama disodorkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pendamping Hidayat Nur Wahid, calon gubernur DKI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dalam Pemilihan Gubernur DKI mendatang.
Namun, PKS lebih memilih Didik J Rachbini ketimbang dua nama lainnya. Alasannya, karena Didik dipandang sebagai orang yang paling dihormati dan berlatar belakang sosok profesional di bidang ekonomi.
“Tentu jelas sekali beliau, Alhamdullilah menjadi pasangan yang sangat bagus. Karena beliau adalah seorang yang ahli dalam bidang ekonomi, praktisi bidang ekonomi,” kata Cagub DKI dari PKS, Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Rabu(21/3/2012).
Hidayat mengatakan, visi dan misi pasangan Cagub-cawagub DKI yang diusung PKS tidak lain ingin agar Kota Jakarta menjadi pusat kota yang ramah akan kegiatan bisnis dan pendorong perekonomian Indonesia. DKI tidak hanya menjadi ibukota Indonesia semata.
“Dan kita menginginkan Kota Jakarta bukan sekedar Ibukota Indonesia. Tapi juga sebuah ibukota yang bisnis friendly, dimana memang PMA, itu mayoritasnya datang dari Jakarta.”
Lebih jauh mantan Presiden PKS ini menjeaskan nuansa nyaman dan aman di Ibukota akan membuat investasi bisa masuk ke Indonesia, bisnis bisa dikelola dengan baik, dan ekonomi bergerak dengan baik di Indonesia.
“Dia (Didik-red) orang yang ahli di bidang ekonomi untuk hal itu,” pungkasnya.

Pengamat : HNW-DJR Akan Melaju Putaran 2 Pilkada DKI



HNW-Didik J Rachbini 
“Pasangan Ideal : Negarawan – Teknokrat”


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara resmi mengajukan Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Hidayat Nur Wahid (HNW) dengan Prof. Didik J. Rachbini (DJR) dengan menyerahkan berkas pendaftaran ke KPUD Jakarta (Senin malam 19/3).

Hidayat Nur Wahid bertekad untuk menghentikan segala keluh kesah warga Jakarta selama ini atas kondisi lingkungannya.

"Saya warga Jakarta, saya rasakan duka lara, suka duka nestapa dari warga Jakarta," ujar HNW di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.

Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa dirinya tidak ingin melanjutkan beragam kondisi itu di Jakarta.

"Jakarta adalah ibukota Indonesia. Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, sangat layak ibukota menjadi berkelas dan terhormat di mata negara-negara lainnya," jelas Hidayat Nur Wahid.

Karena itu, Hidayat Nur Wahid berharap pilkada Jakarta nanti bisa berjalan dengan baik, tanpa ada manipulasi maupun praktek politik uang.

"Demokratis, bermartabat, jangan ada kekerasan, manipulasi, money politic yang akan menghasilkan pemimpin yang kotor," tegas Hidayat.

Hidayat Nur Wahid sudah dikenal publik luas sebagai tokoh negarawan yang bersih, santun, low profile, sederhana dan berintegritas yang mengedepankan moralitas dan kemaslahatan masyarakat luas.

Popularitas dan elektabilitas HNW tidak diragukan lagi. Pada Pemilu 2004 Hidayat Nur Wahid menjadi aleg dapil DKI II yang perolehan suaranya terbesar secara nasional melebihi BPP (Bilangan Pembagi Pemilih), yaitu 262.019 suara.

Sedang pasangan HNW, Prof. Didik J. Rachbini, dikenal sosok profesional yang memiliki kapasitas dalam bidang ekonomi, membuat Didik dinilai PKS tepat mengisi posisi calon wakil gubernur.

"Pemikiran Mas Didik diperlukan untuk pengentasan kemiskinan dan penataan kota," kata Ketua DPP PAN, Bima Arya tentang alasan PKS melamar Didik.

Dengan menggandengkan sosok negarawan dan sosok ekonom teknokrat profesional PKS membuktikan keseriusan untuk memberi yang terbaik bagi warga DKI Jakarta yang sudah bosan dengan berbagai permasalahan dan kondisi yang ada sekarang.

"Kita di PKS yang penting bukan cuma elektabilitas atau popularitas tetapi bagaimana kapasitas mampu menyelesaikan masalah Jakarta yang menjadi cermin bangsa ini. Jadi pasangan ini kita coba pastikan mampu mendeliver janjinya untuk membuat Jakarta menjadi etalase dari Indonesia," ungkap jubir DPP PKS Mardani Ali Sera.

Bagaimana peluang pasangan HNW-Didik J. Rachbini?

Koran Tempo, Selasa (20/3/12)
Dengan adanya 6 (enam) pasangan cagub-cawagub dan aturan khusus di Pilkada DKI dimana pemenangnya harus mendapat suara 50% plus 1 maka diprediksi Pilkada DKI tak mungkin selesai satu putaran.

Beberapa pengamat memprediksi, dari enam pasangan cagub-cawagub Pilkada DKI Jakarta, pasangan Hidayat Nur Wahid- Didik J. Rachbini diperkirakan akan melaju ke putaran 2. Ada yang memperkirakan final putaran 2 adalah HNW vs Jokowi, pengamat yang lain prediksi kans terkuat adalah HNW vs Fauzi Bowo.

Salah satu pengamat politik mengatakan bahwa sosok yang akan mampu memenangkan DKI 1 (berhadapan dengan incumbent) adalah tokoh dengan kapasitas integritas-kapasitas-dan kredibilitas yang melampaui stigma negatif yang telah dikenakan pada partai dan politisi hari ini. Karena sosok yang sedemikian lah yang mampu mengalahkan dashyatnya kekuatan politik uang.

Dengan mlihat figur Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini perpaduan Negarawan-Teknokrat ditambah dengan kekuatan mesin politik PKS yang prima Insya’Allah memudahkan voters Jakarta sebagai publik yang paling well inform dan rasional di republik ini mengantarkan beliau berdua menjadi pemenang dalam pilkada DKI.


Kalau berkunjung ke daerah Tretes, bawalah seikat melati. 
Kalau kepengen Jakarta beres, serahkan saja Hidayat-Rachbini
-Tifatul Sembiring-




___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Hidayat Nur Wahid: Alhamdullilah Dukungan Mengalir Deras



TRIBUNNEWS.COM - Hidayat Nur Wahid, calon gubernur DKI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan telah menjalin komunikasi dengan sejumlah elemen dan tokoh masyarakat di Jakarta.

"Semua berjalan baik, komunikasi dengan beragam kelompok masyarakat," demikian mantan ketua MPR ini mengatakan kepada Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (21/3/2012).

Komunikasi yang sudah dilakukan adalah dengan kelompok-kelompok suku, profesional, dan tokoh-tokoh yang diakui di Jakarta.

Hasilnya, aliran dukungan pun sudah mengalir kepada dirinya. "Alhamdullilah dukungan mengalir cukup deras baik itu tokoh-tokoh masyarakat, para ulama, ketua-ketua kelompok suku yang ada di Jakarta, kalangan muda, kalangan mahasiswa. Sudah berjalan cukup baik," jelasnya.

Dia menambahkan, jalinan komunikasi dan demokrasi politik yang terjalin terus terpelihara dan dijaga. Sehingga nantinya saat Pemilukada DKI digelar tidak ditemui dan terjadi penyimpangan-penyimpangan.


"Mudah-mudahan itu bisa kita jaga terus secara maksimal. Supaya tidak terjadi sesuatu yang kemudian bertentangan dengan prinsip UU Pemilu supaya tidak terjadi manipulasi, money politic yang merusak sistem dan suasana politik di Jakarta," harapnya.

*http://m.tribunnews.com/2012/03/21/hidayat-nur-wahid-alhamdullilah-dukungan-mengalir-deras

Banyaknya Cagub DKI Untungkan PKS




Banyaknya Cagub DKI Untungkan PKS
Selasa, 20 Maret 2012 19:53 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Islam Universitas Indonesia, Yon Mahmudi, menilai banyaknya pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta 2012 menguntungkan pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini. Banyaknya pasangan calon yang maju kali ini dipastikan sulit untuk memenangkan pemilukada DKI dalam satu putaran.

"Ini menjadi salah satu keuntungan bagi PKS dimana ia memiliki kader yang solid," kata Yon.

Soliditas kader-kader dan simpatisan PKS di Jakarta menjadi salah satu sumber utama dalam meraup dukungan penuh. PKS juga memiliki kaderisasi masa hingga level RW. Mesin-mesin politik-politik ini akan dipanaskan untuk mendukung  Hidayat-Didik dalam pemilukada DKI 2012.

Yon mencontohkan Pemilukada 2007 saat PKS mengusung Adang Daradjatun. Jagoan PKS dikalahkan Fauzi 'Foke' Bowo yang didukung oleh koalisi partai politik. "Meski sendirian, PKS waktu itu suaranya tidak terpaut jauh," katanya.

Kamis, 09 Februari 2012

Daurah Reqruitment DPRa Kebon Manggis


Hari Ahad, 05 Februari 2012 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1433 H, tepat pukul 08.00 peserta Daurah Reqruitment sudah mulai berdatangan Masjid Al-Ikhlas RT. 023/023. Peserta yang hadir bukan hanya dari kelurahan kebon manggis cuaca yang cukup mendukung, menambah semangat peserta. Tercatat lebih lebih dari 150 orang pelajar SMP, SMA, mahasiswa, maupun pemuda umum, ikhwan maupun akhwat, hadir pada acara tersebut. 
 
Acara yang dimulai tepat pukul. 08.45 WIB, mengambil tema “ Pemuda Islam Masa kini dan Tempo Dulu”, di buka dengan pembacaan ayat suci al-qur’an oleh salah satu peserta, sambutan ketua Panitia dan di lanjutkan dengan kajian islam yang disampaikan oleh Ust. M. Iqbal S.PDi. Salah satu point penting yang dapat di sampaikan adalah, pentingnya tarbiyah islamiyah guna membentuk kepribadian yang soleh/ah dan juga bermanfaat untuk orang lain.

Antusisme mereka tak hanya berhenti sampai di situ, yaitu dengan dibentuknya kegiatan Mentoring pekanan yang di gagas panita. Alhamdulillah sudah terbentuk lebih dari 10 Kelompok mentoring baru. Acara yang di tutup tepat pukul. 11.30 WIB, menggoreskan sejarah baru di DPRa Kebon Manggis. Mudah-mudahan, menjadi generasi yang di rindukan oleh kita semua. [ HWO ]

Senin, 06 Februari 2012

BANG SANI MAULUDAN DI PALMERIAM

Assalamu’alaikum....? Sapa Bang Sani dengan logat betawinya saat tiba di Musholla Raudhotul Hasanah untuk menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H. Sembari duduk manis, para Ibu-ibu Majelis Taklim pun menjawab dengan serempak, Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh..

Ya, suasana penuh keakraban ini terjadi pada hari Jum’at tanggal 10 Rabi’ul Awwal 1433 H / 3 Februari 2012 M di Musholla Raudhotul Hasanah, Palmeriam – Matraman. Diiringi Qasidahan dari para Ibu-ibu Majelis Taklim setempat yang mendendangkan Shollatu bissalam membuat acara pagi itupun semakin meriah.

Tak lama setelah MC membuka acara, dipersilahkanlah Bapak Ir. Triwisaksana, MSc atau akrab di panggil Bang Sani untuk memberikan tausiyahnya pada acara Maulid kali ini.

Dalam tausiyahnya, bapak empat anak inipun berpesan kepada para hadirin untuk senantiasa mengikuti jejak dan langkah Rasulullah terutama akhlak beliau yang sangat agung. Selain itu, beliau juga berpesan hendaknya Jakarta yang kita cintai ini senantiasa dalam keadaan aman, tentram dinaungi oleh akhlak para penduduknya yang selalu mencontoh akhlak nabi yang mulia.

Di akhir tausiyahnya, bapak yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS inipun memohon do’a kepada para hadirin untuk senantiasa di berikan kesehatan oleh Allah SWT di dalam rangka mengemban amanah rakyat Jakarta ini ke depan.

Tepat pukul 10 pagi beliaupun memohon izin kepada para hadirin untuk meninggalkan tempat acara dikarenakan harus mengikuti RAKORNAS PKS 2012 di daerah Bandung, Jawa Barat.

Jadi, siapa bilang PKS anti Maulid?

(basri)

Rabu, 01 Februari 2012

Ad-Da’watu Waludatun

Oleh: KH. Hilmi Aminuddin

Puluhan tahun yang lalu, langkah-langkah harakah di sini, di Indonesia, sunyi sepi. Illa ma’allah, kecuali bersama Allah. Mengayunkan kaki seorang diri. Beberapa waktu kemudian dilakukan ta’sis haraki atau ta’sis amali. Dalam ta’sis tanzhimi waktu itu, kita hanya berkumpul empat orang. Kita hanya duduk lesehan, bukan di hotel. Dari hanya empat orang, sekarang di level qiyadah saja sudah ada ratusan orang.

Saya menjadi yakin, kata-kata dari salafu-shalih dalam dakwah ini yang mengatakan, “Ad-Da’watu Waludatun”, bahwa dakwah ini sangat mudah beranak pinak. Sangat subur dan mudah berketurunan.

Lihat saja ikhwan dan akhwat yang bergabung dalam dakwah ini, secara biologis pun jumlah anaknya lumayan. Saya kira secara nasional keluarga kita ‘paling berprestasi’, lima, delapan, sepuluh, atau tiga belas orang anak. Ini salah satu indikator bahwa “Ad-Da’watu Waludatun.”, bahwa dakwah ini sangat subur melahirkan generasi baru. Bahkan secara biologis lebih dulu dibuktikan oleh Allah SWT secara ‘a’iliyah thabi’iyyah.

Secara haraki da’awi pun kita lihat luar biasa. Ini membuat saya di hari tua tersenyum. Rasanya saya tidak perlu berdo’a seperti Nabi Zakaria, yang dikisahkan oleh Allah SWT dalam surah Maryam. Dia merayu dan merajuk kepada Allah SWT, dalam kesepuhan dan kerentaan, beliau masih belum juga memiliki generasi penerus yang akan melanjutkan langkah-langkah dakwah. Langkah-langkah dakwah yang diharapkan dapat diteruskan oleh pewaris itu belum juga muncul, sehingga beliau melanjutkan dengan do’a yang dijelaskan oleh Allah SWT,

“Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (QS. Maryam, 19: 5-6)

Agar menjadi pewaris yang esensinya adalah pewaris dakwah. Penerus-penerus risalah Nabiyullah Ya’qub ‘alahissalam.

Sepertinya saya tidak perlu berdo’a seperti ini, karena baik secara biologis atau secara haraki pun, Allah telah membuktikan bahwa “Ad-Da’watu Waludatun”, bahwa dakwah ini sangat subur melahirkan generasi baru, termasuk generasi kepemimpinan. Bahwa dakwah ini mendapat sambutan yang hangat dari generasi terbaik dari umat ini. Bahkan sebetulnya, kalau kita pelajari secara demografis—penduduk negara-negara muslim itu rata-rata banyak. Berarti pula “Ad-Da’watu Waludatun.” Itu berpangkal dari “Al-Ummatu Waludatun”, bahwa umat kita sangat tinggi populasinya dan mudah beranak pinak. Ada masyaikh dakwah yang mengatakan bahwa di bumi dimana kalimat ‘Laa Ilaaha Illa-llah Muhammadur-Rasulullah’ dikumandangkan, maka segalanya akan subur. Cepat melahirkan betapa pun kondisinya sulit.

Di Palestina dalam kondisi terhimpit, terjajah, tertindas, dan ada pembantaian, perbandingan kelahiran antara Muslimin Palestina dan Yahudi adalah 1 : 50. Yahudi sebelum takut oleh ledakan roket-roket HAMAS, sudah takut oleh ledakan penduduk umat Islam Palestina.

Jadi ikhwan wa akhwat fillah, kalau kemudian para salafu-shalih mengatakan al-mustaqbal lil-Islam dan al-mustaqbal li-da’watina, itu sesuai dengan fitrah pertumbuhan. Baik secara demografis maupun secara dakwah dan harakah.

Harakah dan dakwah kita di Indonesia sangat berpeluang dan paling berpotensi dalam segi pertumbuhan. Kita sudah memasuki era musyarakah, dengan mizhallah siyasiyah, payung politik yang besar dan lebar. Tersedia medan yang luas untuk bergerak, peluang-peluang juga sangat luas di segala bidang. Dan Alhamdulillah pertumbuhan kader pun sangat menggembirakan. Ini adalah pemberian Allah semata. [al-intima]


*posted by: Blog PKS PIYUNGAN

Kamis, 26 Januari 2012

Dahsyatnya Senam PKS Nusantara di RW. 04 Kebon Manggis

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam rangka memperluas dakwah kepada masyarakat. Begitu pula dengan DPRa PKS Kebon Manggis, yang terus berusaha keras untuk kreatif dan inovatif dalam memperluas dakwahnya. 

Setelah beberapa bulan yang kemarin, sukses dengan senam PKS Nusantara yang sempat di hadiri wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Bpk. Triwisaksana atau bang Sani. Atas desakan dari warga kebon manggis khususnya RW. 04 dan setelah beberapa kali tertunda, Alhamudlillah, kemarin DPRa kebon Manggis, Senin 23 Januari 2012, mengadakan kembali Senam PKS Nusantara. 

Senam PKS Nusantara yang di pimpin oleh Mpok. Annisa ini, mampu menarik simpati warga masyarakat terutama para ibu untuk mengikuti Senam PKS Nusantara. Terbukti senam kali ini, dihadiri oleh 40 Orang. Senam PKS Nusantara menjadi hiburan terdendiri buat mereka. Banyak yang tertawa riang mengikuti gerakan instruktur, karena memang ada gerakan seperti pesawat terbang, ada pula gerakan saling berpegangan tangan membentuk kelompok, pijit-pijitan, muter-muter dan lainnya. Berbeda dengan Senam lainya, Senam PKS Nusantara ini lebih kental dan lebih asyik serta merakyat. Sehingga siapapun yang ikut pasti akan merasa senang. Musiknya juga menggunakan lagu-lagu nusantara, seperti Jali-Jali, Suwe Ora Jamu, Cik Cik Periuk dan lainnya.

Alhamdulillah yach ( Bacannya pake gaya teteh syahrini, biar seru tambah Sesuatu, heheheh) Senam PKS Nusantara di terima oleh masyarakat. Dari anak Kecil s/d yang Emak-emak yang sudah berusia 70 tahun pun memeriahkan senam tersebut. Bahkan, ada salah satu peserta yang kaki dan tangannya tidak sempurna pun memeriahkan senam tersebut. Walaupun gerakan senamnya tidak selincah peserta senam yang lainnya. Subhanallah … 

Setelah puas dengan Senam PKS Nusantara, di lanjutkan dengan BURJO Time di temani dengan Roti tawar. Senam PKS Nusantara di tutup dengan pembagian Doorprize bagi peserta yang beruntung. Pak Kalo bisa senam PKSnya setiap minggu saja, Insya Allah jawab salah satu kader PKS Kebon Manggis, sambil tersenyum
Yah, Senam PKS Nusantara ternyata sebagai salah satu sarana yang efektif dalam merekrut dan memperluas dakwah di kebon manggis. Senam PKS Nusantara sangat murah, meriah dan sehat tentunya. Bukankah Allah lebih mencintai mukmin yang kuat daripada yang lemah?. Senammmmmmmm PKSSSSSSS Nusantaraaaaaaaaaaaaa .. Allahu Akbar !!!! [ HWO ]

Jumat, 13 Januari 2012

Alasan Air Rebusan Mi Instan Harus Dibuang

Mi instan merupakan salah satu makanan yang paling mudah ditemukan, praktis, dan disukai banyak orang karena rasanya yang enak. Daya simpannya yang lama juga membuat mi instan kerap menjadi pilihan untuk mereka yang tinggal sendiri, namun tak punya waktu untuk memasak.

Meski begitu, terlalu banyak mengonsumsi mi instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh oleh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Kemudian, selain kandungan karbohidrat, mi instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mi instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.

"Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepada Kompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (8/1/2012) lalu.

Kandungan bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering. Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.

"Banyak orang yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang," tukas dr Patricia.

Air rebusan mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama dibuang.

Kandungan minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen. Perlu Anda ketahui, penggunaan bahan pengawet tak selamanya membahayakan, karena produsen mi instan tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun kandungan bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. "Efek yang dirasakan memang adalah efek jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker pencernaan, dan lainnya," tukasnya.

Dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut juga akan sangat berbahaya bagi kecantikan wajah dan kulit. Kulit menjadi lebih kering, yang kelak akan menimbulkan berbagai gejala penuaan dini. Selain itu, mi instan juga akan merusak program diet Anda, karena kadar kalorinya tinggi. Sekali lagi, boleh-boleh saja menikmati mi instan, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Jangan menjadikan mi instan sebagai makanan utama, melainkan sebagai jajanan selingan saja. Tetaplah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

http://id-muslim.com/kesehatan/3684-alasan-air-rebusan-mi-instan-harus-dibuang

Selasa, 10 Januari 2012

Walau Hujan Mendera tapi Kami Tetap Semangat

Semangat di atas ditunjukkan oleh anak-anak Kader DPC PKS Matraman yang tergabung dalam Tarbiyah Anak Kader Matraman, saat melakukan Pawai Keliling di dalam rangka Launching Rumah Keluarga Indonesia Matraman oleh Bidang Perempuan PKS Matraman.

Acara yang berlangsung pada hari Sabtu tanggal 7 Januari 2012 bertempat di Kantor Sekretariat Baru DPC PKS Matraman di Jl. Galur Sari Raya - Utan Kayu Selatan ini di mulai pukul 7.30 pagi saat gemericik hujan mulai membasahi tempat kegiatan.
 
Di dampingi oleh Ondel-ondel Sinar Betawi, tampak anak-anak tersebut sangat antusias mengikuti pawai keliling wilayah Utan Kayu Selatan hingga selesai.

Di dalam sambutannya, Ketua DPC PKS Matraman, H. Eko Kusumawan meminta agar pada kader dan simpatisan PKS yang berada di wilayah Matraman dapat memanfaatkan sebaik-baiknya keberadaan Rumah Keluarga Indonesia ini. Kemudian dari Ibu PKK RW 01 Kelurahan Utan Kayu Selatan, Ibu Tugino menyampaikan apresiasi dan menyambut hangat keberadaan RKI di wilayahnya dan beliau berharap agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh RKI dapat disinergikan dengan kegiatan-kegiatan Ibu-ibu PKK di RW 01.

Tepat pukul 10 pagi, Ketua Bidang Perempuan DPC PKS Matraman Ibu Hananik dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim membuka secara resmi Rumah Keluarga Indonesia Matraman di tandai dengan Senandung Sholawat Nabi dari Hadroh Bina’ul Athfal Pisangan Baru pimpinan Ust. M. Basron.
Kemudian tampillah Ust. Hamdi, Psi selaku salah satu Konsultan Psikologi RKI di DPD PKS Jakarta Timur. Beliau juga mengharapkan kepada Ibu-ibu yang hadir agar dapat mengasuh buah hatinya di rumah dengan baik karena hal tersebut akan menjadikan keluarga menjadi senang dan Jakarta pun akan tenang.. (basri)

Senin, 02 Januari 2012

Perangkat Nilai “Mesin” Dakwah

Islamedia - Bekerja di ladang dakwah telah memberikan banyak hikmah dan pelajaran kepada kita semua. Semakin hari semestinya kita menjadi semakin dewasa, karena dimatangkan oleh peristiwa demi peristiwa, oleh benturan, oleh gesekan, oleh program yang berkesinambungan.

Ketika dakwah mampu menghimpun para aktivis dalam sebuah tatanan, sesungguhnya pada dirinya terkandung dua sisi sekaligus. Pertama sisi potensi yang melimpah ruah, oleh karena dakwah akan dikuatkan oleh berbagai potensi yang dibawa oleh setiap aktivis. Namun pada sisi lainnya, terdapat pula peluang terjadinya gesekan tingkat tinggi, karena semua orang memiliki kemampuan yang setara untuk memimpin dan menempati posisi strategis.

Misalnya saat menentukan kepemimpinan lembaga dakwah, semua aktivis pada hakikatnya memiliki kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas yang setara. Artinya, semua aktivis memiliki peluang yang sama dalam menempati posisi tersebut. Demikian pula saat menentukan personal untuk menempati pos-pos strategis dalam dakwah, baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga, semua aktivis relatif memiliki kapasitas yang setara untuk mendudukinya.

Para pemimpin sering kesulitan saat harus memilih personal, bukan karena tidak ada potensi, namun justru karena semua aktivis memiliki potensi. Sementara pos-pos strategis baik internal maupun eksternal jumlahnya cukup terbatas, yang tentu saja tidak mungkin mampu mewadahi semua aktivis. Mau tidak mau, suka tidak suka, harus memilih. Bagi yang tidak terpilih, bukan berarti “tidak potensial” atau “tidak terpakai”, sesungguhnyalah semua ingin dipilih, namun pos yang ada sangat terbatas.

Gesekan Adalah Keniscayaan
Setiap titik interaksi kita, selalu menimbulkan gesekan. Walaupun interaksi itu seluruhnya dalam kebaikan, tidak ada satupun yang bernilai kejahatan. Namun selalu menimbulkan gesekan. Justru karena saling bergesekan antara satu komponen dengan komponen lainnya itulah yang menyebabkan mesin menjadi berfungsi dan bisa menggerakkan roda mobil.

Gesekan itu kadang terasa menyakitkan, justru karena kita semua menginginkan kebaikan. Sejak awal kita “menjadi mesin” yang menggerakkan roda perjalanan dakwah, sepenuhnya telah sadar, bahwa apapun akan kita tempuh untuk mencapai tujuan mulia. Kita menyadari ada bahaya dan hambatan dari luar, namun amat banyak pula yang berasal dari dalam.

Manajemen apapun tidak akan bisa menghindarkan kita dari saling bergesekan, karena sebagai mesin kita semua harus bergerak. Satu komponen berpengaruh dan terhubung dengan komponen lain, saling berinteraksi secara positif, sehingga bergeraklah roda dakwah. Namun sepanjang perjalanan, mesin tentu mengalami pemanasan, dan semakin kencang laju mobil dakwah, semakin kuat pula gesekan antar komponen.

Manajemen yang diperlukan bukanlah menghindarkan gesekan antar komponen, namun manajemen untuk melicinkannya, agar gesekan yang terjadi sebagai sebuah keharusan tidak saling menyakiti dan tidak saling melukai. Semua komponen diperlkukan, walau hanya mur dan baut, walau hanya karet penghubung, namun seluruhnya menjadi satu kesatuan untuk berfungsinya mesin dengan baik.

Pada banyak kalangan partai politik, gesekan bisa sedemikian keras dan kasar. Dampaknya, sebagian pihak terlempar, sebagian terjatuh, sebagian terbuang, sebagian tersingkirkan, dan sebagian lainnya berkuasa. Mereka tidak tahan terhadap gesekan, karena memiliki watak ingin menguasai. Semua komponen ingin mengalahkan dan menjatuhkan yang lainnya, dalam sebuah rivalitas yang amat keras.
 
 

Sepuluh Perangkat Nilai

Bersyukur, dalam dakwah telah disiapkan perangkat yang memungkinkan semua komponen siap untuk bekerja dengan optimal. Perangkat paling utama bernama kepahaman. Dengan perangkat ini semua komponen mengerti berbagai tuntutan perjalanan dakwah sehingga mampu menyiapkan diri dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.

Perangkat kedua adalah keikhlasan. Dengan landasan keikhlasan, berbagai gesekan tidak sampai menimbulkan korban yang berjatuhan. Bukankah kita semua bekerja untuk mencari ridha Allah dan bukan mencari jabatan, kemuliaan, popularitas, kedudukan dan lain sebagainya.

Perangkat ketiga adalah amal yang berkesinambungan. Bekerja dalam dakwah memerlukan kontinuitas amal, sehingga menuntut bekerjanya semua komponen mesin dakwah setiap saat. Dakwah tidak akan berhenti hanya oleh karena ketakutan terkena dampak gesekan.

Perangkat keempat adalah kesungguhan atau jihad. Semua komponen dituntut untuk melaksanakan kegiatan dan agenda dakwah sepenuh kesungguhan. Termasuk bersungguh-sungguh menyiapkan jiwa agar memiliki daya tahah prima di medan dakwah yang penuh tantangan.

Perangkat kelima adalah pengorbanan. Dakwah tidak akan bisa berjalan tanpa didukung pengorbanan. Semua komponen siap memberikan pengorbanan terbaik demi tercapainya tujuan-tujuan dakwah. Termasuk mengorbankan “gengsi” diri, dalam rangka mencapai tujuan dakwah.

Perangkat keenam adalah ketaatan. Semua pihak dalam tatanan dakwah harus memiliki ketaatan terhadap rujukan utama dari Allah dan Rasul-Nya. Dalam tataran praktis, dituntut pula memiliki ketaatan terhadap manhaj dakwah, serta keputusan lembaga dan para pimpinan, walaupun di antara isi keputusan tersebut ada yang tidak sesuai dengan pendapat pribadinya.

Perangkat ketujuh adalah keteguhan. Seluruh aktivis dakwah harus memiliki keteguhan dan ketegaran dalam menapaki jalan dakwah. Sangat banyak cobaan dan hambatan di sepanjang perjalanan dakwah, hanya aktivis yang memiliki keteguhan hati, ketegaran jiwa, kekokohan sikap, yang akan mampu melewatinya.

Perangkat kedelapan adalah kemurnian. Dakwah menuntut kemurnian hati, pemikiran dan aktivitas. Dakwah menghajatkan kemurnian orientasi, niat dan tujuan, agar terbebaskan dari penyimpangan tujuan yang sangat membahayakan.

Perangkat kesembilan adalah persaudaraan. Kita semua diikat dalam sebuah tali persaudaraan yang kuat. Setiap kita lebih mengutamakan saudaranya daripada diri sendiri. Kita bahagia jika mampu membahagiakan saudaranya. Semua kita menjadi bersedih jika membuat saudaranya berduka. Kebersamaan adalah kunci kemenangan dakwah.

Perangkat kesepuluh adalah kepercayaan. Ikatan dalam dakwah bukanlah materi, bukan jabatan, bukan kedudukan duniawi, namun ikatan visi, ikatan tujuan, ikatan iman, ikatan manhaj. Oleh karena itu sangat diperlukan saling kepercayaan antara satu bagian dengan bagian lainnya, antara pimpinan dengan anggota, dan antara sesama aktivis dakwah.

Saya selalu merangkai sepuluh perangkat tersebut dalam satu kesatuan. Saya selalu melihat kesepuluh perangkat itu adalah mutiara berkilauan. Sebelum berbicara manajemen praktis, kita terlebih dahulu diikat oleh sepuluh perangkat nilai, yang menyebabkan kita mampu melewati semua mihwar, semua tahapan, semua fase dalam dakwah, kendati sangat banyak gesekan dalam menjalankan kegiatan.

 
http://www.islamedia.web.id/2012/01/perangkat-nilai-mesin-dakwah.html
 
 



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan